Di Indonesia, mesin pelet biomassa dapat menggunakan banyak limbah pertanian dan kehutanan untuk membuat pelet biomassa, yang merupakan sumber daya lokal yang melimpah dan terbarukan. Berikut analisa lebih lanjut bagaimana bahan baku tersebut digunakan oleh mesin pelet biomassa untuk mengolah pelet biomassa:
1. Sekam padi:
Karena besarnya produksi padi di Indonesia, maka sumber daya sekam padi melimpah.
Meskipun kandungan silika yang tinggi pada sekam padi dapat meningkatkan kadar abu, sekam padi tetap dapat digunakan untuk memproduksi pelet biomassa dengan perlakuan awal dan pengendalian proses yang tepat.
2. Cangkang inti sawit (PKS):
Sebagai produk samping produksi minyak sawit, PKS merupakan bahan baku pelet biomassa yang ideal.
PKS mempunyai karakteristik nilai kalor yang tinggi dan kadar abu yang rendah, serta dapat menghasilkan pelet biomassa yang berkualitas.
3. Tempurung kelapa:
Tempurung kelapa banyak terdapat di Indonesia, dengan nilai kalor yang tinggi dan kadar abu yang rendah.
Tempurung kelapa perlu dihancurkan dengan benar dan diolah terlebih dahulu sebelum produksi untuk meningkatkan kelayakan produksi pelet.
4. Ampas tebu:
Ampas tebu merupakan produk samping pengolahan tebu dan mudah didapat di daerah penghasil tebu.
Ampas tebu memiliki nilai kalori sedang dan mudah ditangani, menjadikannya bahan baku pelet biomassa yang berkelanjutan.
5. Batang jagung dan tongkol jagung:
Sebagai hasil samping budidaya jagung, batang jagung dan tongkol jagung banyak terdapat di Indonesia.
Bahan-bahan ini perlu dikeringkan dan dihancurkan untuk memenuhi kebutuhan pakan mesin pelet biomassa.
6. Kulit kacang tanah:
Kulit kacang tanah merupakan hasil samping pengolahan kacang tanah dan melimpah di beberapa daerah.
Kulit kacang tanah juga perlu melalui proses awal, seperti pengeringan dan penghancuran, sebelum dapat digunakan dalam produksi pelet biomassa.
Saat menggunakan bahan mentah ini untuk memproduksi pelet biomassa, mesin pelet biomassa juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
7. Pengumpulan dan pengangkutan bahan baku: Memastikan proses pengumpulan dan pengangkutan bahan baku efisien dan ekonomis untuk mengurangi biaya produksi.
8. Perlakuan awal: Bahan mentah biasanya memerlukan langkah pra-perawatan seperti pengeringan, penghancuran, dan penyaringan untuk memenuhi persyaratan mesin pelet biomassa.
9.Optimasi proses: Sesuai dengan karakteristik bahan baku, parameter proses mesin pelet disesuaikan untuk mendapatkan kualitas pelet dan efisiensi produksi yang lebih baik.
10.Perlindungan dan keberlanjutan lingkungan: Persyaratan perlindungan lingkungan dipertimbangkan selama proses produksi untuk memastikan bahwa dampak kegiatan produksi terhadap lingkungan diminimalkan sekaligus memastikan penggunaan bahan mentah yang berkelanjutan.
Singkatnya, residu pertanian dan kehutanan yang melimpah di Indonesia menyediakan sumber bahan mentah yang cukup untuk produksi pelet biomassa. Melalui pemilihan bahan baku yang wajar dan optimalisasi proses, pelet biomassa berkualitas tinggi dan ramah lingkungan dapat diproduksi, sehingga berkontribusi terhadap penggunaan energi terbarukan secara lokal.
Waktu posting: 09-Juli-2024