Pelet biomassa adalah bahan bakar padat yang meningkatkan kepadatan limbah pertanian seperti jerami, sekam padi, dan serpihan kayu dengan memampatkan limbah pertanian seperti jerami, sekam padi, dan serpihan kayu menjadi bentuk tertentu melalui mesin pelet bahan bakar biomassa. Pelet ini dapat menggantikan bahan bakar fosil seperti batu bara dan digunakan dalam bidang sipil seperti memasak dan pemanas, serta bidang industri seperti pembakaran boiler dan pembangkit listrik.
Karena kandungan kalium yang tinggi dalam bahan baku partikel bahan bakar biomassa, keberadaannya mengurangi titik leleh abu, sementara silikon dan kalium membentuk senyawa dengan titik leleh rendah selama proses pembakaran, sehingga menghasilkan suhu pelunakan abu yang lebih rendah. Dalam kondisi suhu tinggi, endapan abu yang melunak mudah menempel pada dinding luar pipa permukaan pemanas, sehingga membentuk akumulasi kokas. Selain itu, karena produsen pelet biomassa tidak mengontrol kadar air produk di tempat atau terdapat perbedaan, dan terdapat banyak kotoran dalam bahan baku, maka akan terjadi pembakaran dan kokas.
Produksi kokas tidak diragukan lagi akan berdampak pada pembakaran boiler, dan bahkan memengaruhi laju pemanfaatan pembakaran partikel bahan bakar biomassa, sehingga menghasilkan lebih sedikit panas bahan bakar yang dihasilkan, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar.
Untuk mengurangi terjadinya fenomena di atas, kita dapat menyelesaikannya dari beberapa aspek dalam produksi dan kehidupan nyata:
1. Terus meningkatkan teknologi produksi produk mesin pelet bahan bakar biomassa, dan mengontrol kadar air pelet secara ketat.
2. Pemilihan dan pengolahan bahan baku dilakukan secara teliti dan efektif, serta kualitas partikel ditingkatkan.
Waktu posting: 01-Mar-2022